Ingin Tahu Sejarah Kota Serang Banten? Yuk Simak Penjelasannya Sekarang Juga

Ingin Tahu Sejarah Kota Serang Banten? Yuk Simak Penjelasannya Sekarang Juga
Kota Serang | Foto : KabarAsik

KabarAsik - Asal usul nama Kota Serang konon berasal dari perkataan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang menyebarkan agama Islam di daerah Pajajaran, Jawa Barat. Untuk perjalanan menuju Sunan Gunung Jati, maka pengemudi harus melewati persawahan di Banten. Tiba-tiba dia meneriakkan kata "Serang" yang artinya sawah.

Sejak saat itu, daerah tersebut dikenal dengan nama Serang yang dalam bahasa Sunda berarti persawahan. Selain itu versi lain menyebutkan Serang berasal dari bahasa Jawa Banten yaitu se-erang yang artinya kumpulan atau kumpulan. 

Nama se-erang berasal dari sebuah pemukiman di kawasan Serang Purba yang terbentuk secara berkelompok dan masing-masing terdiri dari puluhan rumah. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Sejarah Kota Serang Banten, simak artikel di bawah ini. 

Sejarah Kota Serang


Era Kerajaan


Asal usul terbentuknya Kota Serang ini ceritanya tidak jauh dari sejarah Banten. Sebab, kota ini pernah menjadi bagian dari Kesultanan Banten yang dibentuk pada abad ke-16. Sebelum abad ke-16, ternyata Banten hanya tercatat sedikit dalam sejarah. Banten merupakan suatu wilayah bagian dari Kerajaan Sunda.

Menurut salah satu versi sejarah, ketika tanah Sunda masih dikuasai Kerajaan Pajajaran, di Banten terdapat dua kerajaan yaitu Kerajaan Banten Girang dan Kerajaan Banten Pasisir. Kerajaan Banten Girang dipimpin oleh Adipati Suragana. Sedangkan Banten Pasisir dipimpin oleh Adipati Surosowan. Konon kedua pemimpin tersebut merupakan putra Prabu Siliwangi.

Adipati Surosowan mempunyai seorang putri bernama Kawung Anten yang kemudian menikah dengan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Dari pasangan ini lahirlah seorang putra bernama Maulana Hasanuddin atau Pangeran Sabakingking yang pandai memerintah kerajaan. Maulana Hasanuddin berhasil meluluhkan Banten Girang pada tahun 1525, kemudian mempersatukan dengan Banten Pasisir.

Maulana Hasanuddin telah mendirikan kesultanan Islam pertama di Banten. Kemudian dikenal oleh masyarakat setempat dengan nama Kesultanan Banten. Maulana Hasanuddin kemudian membangun sebuah istana yang difungsikan sebagai pusat pemerintahan dan pusat kota, bernama Keraton Surosowan (sekarang terletak di Kecamatan Kasemen, Kota Serang).

Kedatangan Belanda


Setelah Maulana Hasanuddin wafat pada tahun 1570, tampuk kekuasaan diserahkan kepada putranya, Maulana Yusuf sebagai Sultan Banten II. Pada tahun 1596, Maulana Yusuf menghadapi berbagai peristiwa, salah satunya adalah kedatangan orang Belanda pertama kali di Pelabuhan Banten dipimpin oleh Cornelis de Houtman.

Namun karena sifat buruk orang Belanda, pemerintah Banten tidak mau memberikan simpati kepada mereka, sehingga sering terjadi perselisihan pendapat yang berlangsung sangat lama. Pada tahun 1651, ternyata pemerintahan Banten dikuasai oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Pada masa pemerintahannya, politik, ekonomi, perdagangan, pelayaran dan kebudayaan berkembang sangat pesat.

Pada saat yang sama, bentrokan dan peperangan antara Belanda dan pemerintah Banten semakin sering terjadi karena Sultan Ageng Tirtayasa sangat membenci Belanda. Untuk melumpuhkan Sultan Ageng Tirtayasa, Belanda melakukan praktik devide et impera atau politik adu domba.

Pada akhirnya karena bujukan putranya, Sultan Haji yang telah terpengaruh Belanda, Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan dipenjarakan di Batavia hingga akhir hayatnya pada tahun 1692. Sejak saat itu, Kesultanan Banten mulai berkuasa. kemunduran, bahkan bisa dikatakan jatuh ke tangan Belanda.

Lahirnya Kota Serang


Pada tahun 1816, Belanda datang ke Banten untuk mengambil alih kekuasaan. Kemudian Belanda membagi kota Banten menjadi tiga wilayah yaitu Serang, Lebak dan Caringin. Bupati Serang yang pertama adalah Pangeran Aria Adi Santika. Hingga masa pendudukan Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, jabatan bupati wilayah ini masih dipegang oleh masyarakat adat. 

Pasca Agresi Militer Belanda Kedua, daerah Serang menjadi salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan Peraturan Daerah, maka diresmikan hari lahir Kabupaten Serang pada tanggal 8 Oktober 1526. Hari lahir Kabupaten Serang diambil dari dimulainya masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin atas Kesultanan Banten. Kota Serang saat ini merupakan daerah otonom hasil pemekaran Kabupaten Serang. 

Kota Serang resmi dibentuk melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007. Isi dari undang-undang ini yaitu Pembentukan Kota Serang di Provinsi Banten yang disahkan pada tanggal 10 Agustus 2007.

Perlawanan Banten Terhadap VOC


Banten merupakan sebuah kesultanan yang sangat berkembang sehingga dapat menarik banyak pedagang untuk singgah di sana, salah satunya yaitu Belanda. Pada tahun 1650, Sultan Ageng Tirtayasa memimpin kota Banten sehingga mengalami perkembangan yang pesat.

Kondisi inilah yang kemudian membuat VOC tertarik untuk memonopoli perdagangan di wilayah pesisir Jawa, termasuk Banten. Untuk dapat mengambil alih wilayah Banten, VOC melakukan Divide et Impera atau Adu Politik Domba. VOC menghasut putra mahkota Sultan Haji untuk merebut kekuasaan ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa. Saat itu Sultan Haji sedang tidak akur dengan ayahnya.

Terjadi kesepakatan antara VOC dan Sultan Haji untuk mencopot Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten. Sementara itu, Sultan Ageng Tirtayasa sudah lama menentang politik pemerintah Hindia Belanda. Hal ini disebabkan monopoli perdagangan yang dilakukan VOC.

Oleh karena itu, Sultan Ageng Tirtayasa memiliki rencana untuk melakukan perlawanan terhadap VOC. Sebanyak dua kapal Belanda dirusak Banten, perkebunan tebu di kawasan Angke-Tangerang milik Belanda juga dirusak, sehingga VOC terpaksa menutup kantor perdagangannya.

Pada tahun 1681, Keraton Surosowan direbut oleh Sultan Haji dan VOC, sedangkan Sultan Ageng Tirtayasa pindah ke kawasan Tirtayasa untuk mendirikan keraton baru. Sultan Ageng Tirtayasa segera mengumpulkan perbekalan dan kekuatan untuk merebut kembali Keraton Surosowan.

Satu tahun kemudian, pasukan Sultan Ageng berhasil memukul mundur pasukan Sultan Haji pada tahun 1682. Sultan Haji yang mulai kewalahan mencoba meminta bantuan VOC. Pada akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap oleh VOC pada tahun 1683. 

Setelah Sultan Ageng Tirtayasa digulingkan, Sultan Haji menjadi Raja Banten. Dengan tertangkapnya Sultan Ageng Tirtayasa, berakhirlah perlawanan masyarakat Banten terhadap VOC. VOC dinyatakan berhasil menaklukkan Banten dan memonopoli perdagangan di wilayah pesisir Jawa.

Demikian ulasan artikel tentang Ingin Tahu Sejarah Kota Serang Banten? Yuk Simak Penjelasannya Sekarang Juga. Semoga bermanfaat.